FUKUOKA, Apr 23 (News On Japan) - Memasuki tahun ke-100 kalender Showa, Tenjin—distrik komersial terbesar di Kyushu—telah mengalami transformasi luar biasa sejak Perang Dunia II, berkembang menjadi pusat perbelanjaan utama yang terus menarik perhatian penduduk lokal dan wisatawan asing.
Di depan balai kota, deretan gedung baru bermunculan sebagai bagian dari proyek pembangunan kembali besar-besaran. Kawasan ini terus mengalami transformasi melalui proyek pembaruan kota yang dikenal sebagai Tenjin Big Bang, yang secara dramatis mengubah garis langit kota.
Jika menengok ke masa lalu, Tenjin dulunya memiliki tampilan yang sangat berbeda. Pada akhir 1950-an, wilayah ini hanya memiliki sedikit bangunan tinggi. Trem melintasi kota, termasuk di persimpangan utama Tenjin, dan rel kereta melintang di atas tanah. Baru pada awal 1960-an bangunan-bangunan ikonik mulai bermunculan.
Seiring dengan pulihnya kondisi pascaperang, industri perdagangan dan jasa mulai terkonsentrasi di distrik ini.
Pada tahun-tahun berikutnya, Tenjin juga menjadi pusat demonstrasi sipil. Salah satu insiden penting melibatkan protes publik atas jatuhnya pesawat militer AS, yang menyebabkan bentrokan antara mahasiswa, warga, dan polisi.
Pada 1970-an, perubahan besar datang dengan dibukanya pusat perbelanjaan bawah tanah dan toko-toko besar seperti Tenjin Core. Penduduk menyambut fasilitas baru ini, memuji suasana yang tenang dan modern. Ini menandai dimulainya apa yang dikenal sebagai Perang Distribusi Tenjin—masa persaingan sengit antar pengecer.
Setelah trem menghilang dan kereta bawah tanah mulai beroperasi, lalu lintas pejalan kaki semakin meningkat. Distrik ini menjadi pusat budaya anak muda dan peluncur tren mode terbaru.
Pada 1980-an, di puncak gelembung ekonomi, fasilitas komersial berskala besar seperti IMS dan Solaria Plaza dibuka berturut-turut. Kehadiran baru ini memicu putaran baru persaingan dagang. Jalan-jalan perbelanjaan tradisional kesulitan bersaing dan terdorong untuk mempertimbangkan kembali peran mereka. Beberapa pengunjung mencatat adanya perbedaan generasi, di mana pembeli muda lebih tertarik ke kompleks baru.
Memasuki era Heisei, Tenjin mulai menarik banyak pengunjung akhir pekan dari prefektur tetangga. Banyak di antara mereka adalah wanita muda yang datang dengan kereta ekspres, dan dijuluki "Suku Kamome" dan "Suku Tsubame" sesuai nama kereta. Dengan kehadiran toko mewah seperti Mitsukoshi, semakin banyak pengunjung berdatangan dari kota-kota terdekat.
Sekarang di era Reiwa, Tenjin kembali mengalami gelombang pembaruan. Banyak bangunan lama—termasuk Tenjin Core dan IMS—telah dibongkar dan digantikan oleh menara perkantoran dan komersial yang modern. Transformasi ini berlanjut dengan pembangunan gedung seperti One Building, menandai babak baru distrik ini.
Sementara sebagian orang merasa bersemangat dengan tampilan baru distrik ini, yang lain merasakan sedikit nostalgia.
Dengan setiap era, Tenjin terus menyesuaikan diri dengan zaman. Setiap transformasi menambah daya tarik baru, terus menarik orang ke jantung kota.
Source: RKB毎日放送NEWS