YAMANASHI, Nov 16 (News On Japan) - Jepang menargetkan netral karbon pada tahun 2050 dengan menurunkan emisi karbon dioksida dan gas rumah kaca lainnya hingga nol bersih, dan dalam konteks tersebut, pemerintah daerah serta perusahaan di seluruh negeri semakin mempercepat pemanfaatan hidrogen hijau yang kini dipandang sebagai kunci menuju masyarakat bebas karbon.
Sekitar 30 menit berkendara dari pusat Kota Kofu di Prefektur Yamanashi terdapat Gunung Yumesakayama, tempat sekitar 80.000 panel surya dipasang di lereng sebagai bagian dari pembangkit listrik tenaga surya skala besar yang dioperasikan bersama oleh Prefektur Yamanashi dan Tokyo Electric Power. Fasilitas ini menghasilkan sekitar 12 juta kWh per tahun, namun kelebihan listrik yang melebihi permintaan sebelumnya terbuang sia-sia. Sejak 2021, listrik berlebih tersebut digunakan untuk memproduksi hidrogen hijau.
Ketika listrik dialirkan ke sistem, arus positif dan negatif diterapkan dan air keran yang dimurnikan dari Kofu dialirkan ke perangkat tersebut, memicu proses elektrolisis yang memisahkan air menjadi hidrogen dan oksigen, yang kemudian dikirim ke tahap berikutnya. Hidrogen yang diproduksi melalui elektrolisis menggunakan energi terbarukan seperti tenaga surya atau angin disebut hidrogen hijau, dan karena tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca baik saat digunakan maupun diproduksi, hidrogen ini dipandang sebagai alat penting bagi dekarbonisasi.
Prefektur Yamanashi berharap teknologi terkait transportasi hidrogen dan pengembangan sel bahan bakar dapat menyebar ke para produsen lokal dan membantu mendorong perekonomian regional. Prefektur juga mendorong penggunaan hidrogen hijau dalam kehidupan sehari-hari melalui uji coba sepeda listrik bertenaga sel bahan bakar hidrogen, dan penjualan komersial telah dimulai.
Hidrogen yang diproduksi di Yumesakayama disimpan dalam tabung dan diangkut dengan truk. Produsen katup Kids telah memperkenalkan forklift berbahan bakar sel di pabriknya di Yamanashi dan telah beralih dari hidrogen berbahan bakar fosil ke hidrogen hijau dari Yumesakayama. Perusahaan mengatakan hidrogen adalah satu-satunya sumber energi yang dapat diproduksi dan dikonsumsi secara lokal tanpa ketergantungan pada impor, dan akan menjadi semakin penting di masa depan.
Hidrogen hijau dari Yumesakayama juga digunakan di Tokyo Big Sight di Distrik Koto, tempat hidrogen tersebut menjalankan pembangkit listrik fasilitas tersebut. Pemerintah Metropolitan Tokyo, bekerja sama dengan Prefektur Yamanashi, memberikan subsidi kepada perusahaan yang membeli hidrogen hijau untuk mendorong permintaan.
Teknologi penyimpanan, yang penting untuk penyebaran hidrogen hijau secara luas, juga berkembang. Di pusat inovasi Shimizu Corporation di Distrik Koto Tokyo, perusahaan memperkenalkan tangki paduan penyimpanan hidrogen dengan teknologi khusus. Paduan tersebut menyerap dan melepaskan hidrogen melalui perubahan suhu, dan bongkahan paduan yang dihancurkan diisi ke dalam tangki. Dikembangkan bersama Institut Nasional Ilmu Material, paduan tersebut tidak mudah terbakar meskipun terkena api saat menyerap hidrogen, sehingga tidak memerlukan kualifikasi khusus dan menurunkan hambatan implementasi. Paduan ini menggunakan besi sebagai komponen utama dan tidak bergantung pada unsur tanah jarang, membantu menurunkan biaya produksi.
Selain teknologi penyimpanan, Shimizu mengembangkan Hydro-Cubic, sebuah sistem yang mengintegrasikan produksi hidrogen hijau dan pembangkitan listrik berbasis sel bahan bakar. Sistem ini dipilih sebagai model rantai pasokan hidrogen untuk Expo Osaka–Kansai. Meskipun awalnya dirancang untuk tahun 2040, perkembangan teknologi lebih cepat dari perkiraan sehingga persiapan harus dipercepat menuju 2030.
Pemanfaatan hidrogen hijau terus berkembang. Pada bulan Agustus, tangki paduan penyimpanan hidrogen Shimizu dikirim ke Pusat Penyiaran TBS di Akasaka, Distrik Minato. Kemampuannya untuk dipasang dengan aman bahkan di lingkungan bawah tanah kota menjadi keunggulan penting. Akasaka District Heating, yang menyuplai air dingin dan listrik ke pusat penyiaran, pusat perbelanjaan, dan perumahan terdekat, berencana mulai menggunakan hidrogen hijau dari Yumesakayama dalam sistem pemanas dan pendingin kawasan mulai Januari tahun depan.
Boiler sistem tersebut akan mencampurkan gas alam dan hidrogen hijau dengan rasio 50–50, secara signifikan mengurangi emisi CO2. Ini menjadi upaya pertama di Jepang yang memanfaatkan hidrogen hijau dalam sistem pemanas dan pendingin kawasan di wilayah perkotaan besar. Perusahaan mengatakan bahwa penerapan sistem semacam ini di area perkotaan merupakan tantangan, tetapi dengan adanya kebijakan jangka panjang pemerintah yang menuntut pengurangan bahan bakar fosil, hidrogen dapat menjadi solusi optimal.
Peralatan sel bahan bakar juga dipasang di lokasi tersebut, memungkinkan fasilitas menggunakan hidrogen hijau sebagai sumber listrik saat terjadi bencana. Meskipun tantangan biaya masih ada, upaya untuk memproduksi, mengangkut, menyimpan, dan memanfaatkan hidrogen hijau terus berkembang di antara perusahaan dan pemerintah daerah seiring Jepang bergerak menuju masyarakat bebas karbon.
Source: TBS

















